ITS ( intelegent transport sistem )

Mengenal Aplikasi Sistem Transportasi Cerdas

Aplikasi sistem transportasi cerdas (intelligent transport system), selanjutnya disingkat ITS, merupakan fitur-fitur teknologi informasi yang diterapkan di sektor transportasi, dalam konteks ini adalah transportasi darat. Pada dekade awal 2000-an, telah disadari oleh para perumus kebijakan di sektor transportasi bahwa situasi lalu lintas yang kian rumit dan kompleks akan menjadi sangat sulit jika masih mengandalkan manajemen konvensional, maka dimulailah untuk menerapkan aplikasi teknologi informasi dengan tujuan utama untuk membantu pengendalian lalu lintas.
Jika kita merunut ke latar belakang sejarah ITS itu sendiri, tujuan awalnya didesain untuk menurunkan resiko kecelakaan lalu lintas.
Tahun 1992, IVHS (Intelligent Vehicle Highway System) Amerika merilis temuan bahwa dari data tahun 1991 terdapat 41000 warga Amerika Serikat (AS) yang tewas akibat kecelakaan di jalan raya. Tingkat kecelakaan dan kemacetan lalu lintas juga tergolong sangat tinggi. Gabungan seluruh faktor-faktor tersebut menimbulkan kerugian materiil hingga 70 milyard dollar AS. Ini pun belum termasuk kerugian immaterial yang tidak dapat dikalkukasi dengan uang karena mayoritas korban jiwa adalah golongan angkatan kerja produktif yang masih mampu memberikan kontribusi dalam proses pembangunan nasional. IVHS menemukan kesimpulan bahwa tingginya fatalitas ini adalah tidak adanya alat bantu bagi pengemudi yang mampu memberikan informasi kecepatan, posisi, arah dan situasi lalu lintas ketika mengemudikan kendaraannya (Vani Novita dalam “Aplikasi ITS pada GPS” : 2012). Aplikasi teknologi informasi dipandang sebagai solusi atas masalah ini.
Menindaklanjuti temuan IVHS tersebut, dua peneliti dari MIT (Massachusetts Institute of Technology), Rajeev Verma dan Domitilla Del Vecchio mencoba menginstall beberapa perangkat pada kendaraan seperti kontrol kemudi otomatis, sensor yang membantu mengurangi kecepatan kendaraan yang jaraknya terlalu dekat dengan kendaraan lain, kontrol traksi dan pembantu stabilitas kendaraan. Penerapannya dalam serangkaian ujicoba menunjang keberhasilan aplikasi-aplikasi tersebut. Dengan adanya fakta ini, menarik perhatian kalangan pemerintah, kepolisian, operator transportasi dan industri otomotif. Selanjutnya timbul istilah penamaan untuk perangkat-perangkat tersebut yaitu Intelligent Transport System (ITS) dan mendorong perluasan aplikasi ITS itu sendiri tidak hanya pada kendaraan pribadi namun juga untuk transportasi publik.
Pada tahapan saat ini, fitur aplikasi ITS dibagi kedalam lima bagian besar yaitu :
1. Advanced Traveller Information System yaitu sistem informasi yang menjadi panduan bagi pengemudi kendaraan untuk mendapatkan rute jalan yang efektif dalam melakukan perjalanannya. Bentuknya berupa peta digital berbasis sistem informasi geografis atau pada masa sekarang berupa output pantauan GPS (Global Position System) yang dapat dimunculkan pada aplikasi komputer, notebook hingga smartphone seperti Blackberry dan telepon seluler yang menggunakan sistem operasi Android.
2.  Advanced Traffic Management System yaitu sistem informasi yang digunakan oleh pengelola jalan raya untuk melakukan kerja pemantauan kondisi lalu lintas terkini untuk selanjutnya disebarluaskan kepada para pengguna jalan raya. Informasi yang disampaikan biasanya mencakup : tingkat kepadatan lalu lintas, rute-rute alternatif terdekat jika terjadi kemacetan parah/ pengalihan arus lalu lintas, kondisi cuaca setempat atau informasi terjadinya keramaian maupun kejadian lakalantas di titik tertentu sehingga para pengguna jalan diharap lebih berhati-hati.
Perangkat teknologi informasi yang digunakan untuk mendapatkan masukan informasi dari lapangan adalah kamera CCTV, traffic analyzer, traffic counter, dan sebagainya.
Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan berupa : variable message sign board berupa papan display yang menampilkan pesan LED kepada para pengguna jalan atau melalui radio siaran khusus pemakai jalan.
3.  Incident Management System yaitu sistem informasi yang digunakan jika terjadi keadaan darurat yang dapat mempengaruhi kondisi lalu lintas seperti terjadinya kecelakaan lalu lintas atau bencana alam. Dalam hal terjadi lakalantas misalnya, berdasarkan masukan informasi dari lapangan, maka dapat ditentukan tingkat fatalitas kecelakaan, jumlah korban dan kekuatan medis yang diperlukan, koordinasi dengan rumah sakit terdekat serta apakah diperlukan dukungan instansi lain yang terkait seperti dinas pemadam kebakaran atau perusahaan listrik negara. Informasi ini juga dapat menjadi bahan tambahan koordinasi dengan rumah sakit terdekat yang menjadi rujukan sehingga dapat segera dipersiapkan peralatan medis yang memadai.
4. E-toll collection system yaitu sistem pembayaran jalan bebas hambatan secara elektronik. Jadi disini tidak mengandalkan ketersediaan personel gardu pembayaran yang masih memerlukan tambahan waktu transaksi sebagaimana sistem pembayaran tol konvensional. Mekanisme e-toll collection system ini dapat menggunakan kartu prabayar yang ditempelkan (tapping) ke alat pembaca kartu. Disini tidak perlu personel gardu tol karena sudah digantikan perangkat EDC (Electronic Data Capture). Pada tahap yang lebih maju pada saat ini dapat juga menggunakan perangkat OBU (on board unit) yang terhubung secara nirkabel (wireless) dengan perangkat detektor di gerbang tol sehingga pengendara tidak perlu berhenti sebentar untuk melakukan transaksi atau jikalau tetap harus berhenti karena adanya palang, maka waktunya akan lebih singkat lagi.
5. Assistance for Safe Driving yaitu aplikasi ITS yang dipasang di kendaraan sebagai alat bantu bagi pengemudi untuk mengemudikan kendaraan dengan aman. Ini merupakan aplikasi ITS versi awal dan seiring perkembangan zaman, telah mengalami peningkatan fungsional. Bentuknya berupa perangkat sensor yang terhubung dengan perangkat komputer yang telah terpasang di dalam kendaraan itu sendiri. Sensor ini bersifat otomatis dan akan menjadi alat yang dapat mengingatkan pengendara jika terjadi kondisi yang berpotensi membahayakan seperti :
a. Jarak antar kendaraan terlalu rapat
b. Kecepatan terlalu tinggi
c. Terlalu dekat dengan tepi jalan
6. Support for Public Transportation yaitu aplikasi ITS yang diterapkan untuk mendukung kelancaran operasional layanan transportasi umum. Aplikasi ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian berikutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh perhitungan waktu siklus apill

DEFINISI MRLL ( MANAJEMEN REKAYASA LALU LINTAS )

manajemen persimpangan